Takjil

Kue Cucur, Takjil Tradisional yang Selalu Diburu Saat Ramadan

Kue Cucur, Takjil Tradisional yang Selalu Diburu Saat Ramadan
Kue Cucur, Takjil Tradisional yang Selalu Diburu Saat Ramadan

JAKARTA - Bulan Ramadan selalu menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh masyarakat Indonesia, tidak hanya sebagai waktu untuk beribadah tetapi juga sebagai ajang berburu kuliner khas berbuka puasa atau takjil. Salah satu jajanan tradisional yang selalu laris manis saat bulan suci ini adalah kue cucur. Kue dengan cita rasa manis dan tekstur unik ini menjadi favorit banyak orang untuk mengawali buka puasa setelah seharian menahan lapar dan dahaga.

Kue cucur banyak dijajakan di berbagai sudut kota, terutama di pasar-pasar Ramadan yang menjamur saat bulan puasa tiba. Jajanan ini dibuat dari campuran tepung beras dan gula merah yang kemudian digoreng hingga bagian tengahnya empuk dan pinggirannya menjadi renyah. Bentuknya yang bulat dengan warna kecokelatan khas dari gula merah semakin menggugah selera. Tak heran jika kue ini menjadi salah satu takjil yang paling banyak dicari oleh masyarakat, baik anak-anak maupun orang dewasa.

Salah satu warga yang turut berburu kue cucur sebagai takjil berbuka puasa adalah Lia, seorang mahasiswa yang sedang mencari makanan untuk berbuka di sekitar Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM). Ia mengaku setiap Ramadan selalu mencari kue cucur karena cita rasanya yang khas dan cocok sebagai makanan pembuka setelah seharian berpuasa.

"Setiap Ramadan, saya selalu mencari kue cucur untuk takjil. Rasanya manis dan enak, cocok untuk berbuka," ujar Lia.

Selain di pasar Ramadan, kue cucur juga banyak dijual di pinggir jalan dan toko-toko kue tradisional. Harganya pun cukup terjangkau, bervariasi mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per buah tergantung ukuran dan tempat penjualannya. Dengan harga yang relatif murah, kue ini menjadi pilihan favorit masyarakat dari berbagai kalangan.

Tak hanya populer di Makassar, kue cucur juga memiliki tempat spesial di hati masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Di beberapa tempat, kue ini bahkan memiliki variasi tersendiri, seperti tambahan pandan untuk memberikan aroma yang lebih harum atau variasi dengan gula aren yang lebih pekat. Ada juga yang membuatnya dalam ukuran lebih besar atau dengan tambahan taburan wijen di atasnya untuk menambah cita rasa.

Kelezatan kue cucur tak hanya terletak pada rasa manisnya yang pas, tetapi juga pada sensasi teksturnya yang unik—lembut di bagian tengah namun tetap renyah di bagian pinggir. Kombinasi ini membuat kue cucur begitu digemari dan sering kali menjadi pilihan utama bagi mereka yang ingin menikmati takjil khas tradisional Indonesia.

Setiap tahunnya, penjual kue cucur selalu kebanjiran pembeli saat bulan Ramadan. Para pedagang biasanya mulai menjajakan dagangannya menjelang sore hari, saat masyarakat mulai berburu makanan berbuka puasa. Beberapa penjual bahkan mengaku harus menambah jumlah produksi mereka karena tingginya permintaan dari pelanggan yang ingin menikmati kue cucur sebagai menu takjil andalan.

Bagi sebagian orang, kue cucur bukan sekadar jajanan biasa, tetapi juga memiliki nilai nostalgia yang mengingatkan mereka pada masa kecil dan tradisi keluarga saat berbuka puasa bersama. Kue ini sering kali dibuat oleh para orang tua di rumah dan menjadi hidangan spesial yang disajikan saat berbuka. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini lebih banyak orang yang memilih untuk membelinya langsung di pasar Ramadan atau pedagang kaki lima karena lebih praktis dan mudah didapat.

Selain menjadi favorit masyarakat Indonesia, kue cucur juga memiliki popularitas di beberapa negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Thailand. Di Malaysia, kue ini dikenal dengan nama "kuih cucur" dan sering dijadikan camilan saat sore hari. Sementara di Thailand, kue cucur memiliki bentuk yang sedikit berbeda dan lebih dikenal dengan sebutan "khanom fak bua." Meskipun memiliki beberapa variasi, pada dasarnya kue ini tetap mempertahankan karakteristik utamanya, yaitu rasa manis dari gula merah dan tekstur yang unik.

Seiring dengan berkembangnya tren kuliner, kini banyak inovasi yang dilakukan terhadap kue cucur agar semakin menarik bagi generasi muda. Beberapa penjual mulai menawarkan varian rasa seperti cokelat, keju, bahkan matcha agar lebih sesuai dengan selera anak muda. Namun, bagi para pecinta kuliner tradisional, kue cucur klasik dengan gula merah tetap menjadi primadona yang tak tergantikan.

Dengan popularitasnya yang terus bertahan dari tahun ke tahun, kue cucur membuktikan bahwa jajanan tradisional tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat, terutama saat bulan Ramadan. Baik dibeli di pasar Ramadan, pinggir jalan, atau toko kue tradisional, kue cucur tetap menjadi salah satu takjil paling dicari untuk melengkapi momen berbuka puasa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index